Selasa, November 24, 2009
Rabu, September 02, 2009
apa masih ada keberadaannya...???
...dulu setiap hari sabtu aku selalu baca koran dan yang pertama aku cari (lihat) adalah halaman yang ada lowongan pekerjaannya, karena pada hari sabtu biasanya iklan-iklan lowongan pekerjaan banyak sekali yang ditampilkan. Setelah mengamati satu persatu iklan yang ditawarkan terkadang ada yang sesuai maupun tidak sesuai dengan klasifikasi yang dibutuhkan, ya namanya juga iklan (pikirku...).
Dan kalaupun ada (sesuai) aku pun biasanya langsung siap-siap untuk membuat surat permohonan lamaran pekerjaan dan mempersiapkan segala persyaratannya/kelengkapannya (standart saja). Karena kebetulan jaman, periode dan tahun segitu belum ramai-ramainya memakai komputer (jadul banget...), jadi kalau membuat surat lamaran masih sering menulis pakai tulisan tangan. Kalaupun disyaratkan menggunakan komputer ya terpaksa aku mencari tempat rentalan komputer, biasanya tempat yang aku tuju adalah daerah sekitar kampusku..(jauh banget... kayak mau kuliah lagi...)
Kotak Pos
(depan Kantor Pos - Malang)
Setelah semuanya beres dan siap untuk dikirim, aku langsung pergi ke kantor pos. Dan supaya pengiriman cepat sampai tujuan biasanya aku menggunakan fasilitas pengiriman 'kilat khusus', memang fasilitas ini 'agak' sedikit lebih mahal dibandingkan kalau pengiriman memakai perangko biasa. Selisih waktu/hari juga menentukan bisa sampai 2-3 hari kalau pengiriman dengan perangko biasa.
Di kotak pos inilah aku biasanya mengirimkan surat lamaran pekerjaan itu. Dengan sedikit berharap tentunya supaya surat lamaranku segera sampai tujuan dan dengan harapan semoga segera dapat balasan.
Oh ya biasanya kalau aku kirim surat lamaran aku selalu ditemani oleh keponakanku.
Seiring dengan bergantinya waktu dan setelah sekian lama aku tidak pernah 'menengok' kantor posku ini, ada perubahan apa yang sedang terjadi...?
Maklum sekarang eranya sudah berbeda, masyarakat sekarang sudah banyak menggunakan komputer. Jadi sekarang yang berkaitan dengan masalah (kebutuhan) dasar, kebanyakan sudah pakai komputer. Apalagi dalam surat-menyurat, kita tinggal kirim pakai email sudah tinggal beres. Apakah 'kotak pos'ku itu masih setia menunggu surat yang mau dikirim...??ataukah sekarang tinggal "monumen" sejarah...??
Kantor Pos - Malang
...sejarah itu tampaknya hanya tinggal kenangan dan tidak mungkin akan terulang, dan yang pasti kenangan itu selalu menyertai dalam setiap kehidupan anak manusia.
Apakah sejarah indah itu masih bisa dirasakan oleh generasi sekarang...?
Senang dan sedih rasanya kalau mendengar berita-berita di media mengenai perubahan kota Malang, senang karena Malang berkembang dengan pesatnya dan sedih karena imbas dari perubahan itu banyak mengorbankan wajah kota Malang. Biarpun aku bukan ahli sejarah, bukan ahli tata kota dsb, aku hanya seorang yang sangat mencintai kotanya. Karena aku lahir dan besar dikota Malang tercinta. Dengan perkembangan kota Malang yang sudah sedemikian pesatnya (parah...??) sampai-sampai ada berita bahwa kantor pos Malang akan dijadikan mall. Pembangunan mall yang satu belum selesai/beres sekarang mau bikin mall lagi...?? Kebijakan apa ya yang dibuat oleh pemerintah kota Malang. Ko senangnya buat mall, ruko dan ruko... ??
Di gedung/kantor inilah aku dulu selalu berharap akan terjadi perubahan dalam hidupku (berharap pada surat lamaran yang sering aku kirim). Dan juga berharap semoga di gedung/kantor inilah banyak kisah-kasih yang selalu menyertai dalam perjalanan hidup manusia (khususnya warga kota Malang...)
Sejarah itu tampaknya tinggal menunggu waktu...
Dan kalaupun ada (sesuai) aku pun biasanya langsung siap-siap untuk membuat surat permohonan lamaran pekerjaan dan mempersiapkan segala persyaratannya/kelengkapannya (standart saja). Karena kebetulan jaman, periode dan tahun segitu belum ramai-ramainya memakai komputer (jadul banget...), jadi kalau membuat surat lamaran masih sering menulis pakai tulisan tangan. Kalaupun disyaratkan menggunakan komputer ya terpaksa aku mencari tempat rentalan komputer, biasanya tempat yang aku tuju adalah daerah sekitar kampusku..(jauh banget... kayak mau kuliah lagi...)
Kotak Pos
(depan Kantor Pos - Malang)
Setelah semuanya beres dan siap untuk dikirim, aku langsung pergi ke kantor pos. Dan supaya pengiriman cepat sampai tujuan biasanya aku menggunakan fasilitas pengiriman 'kilat khusus', memang fasilitas ini 'agak' sedikit lebih mahal dibandingkan kalau pengiriman memakai perangko biasa. Selisih waktu/hari juga menentukan bisa sampai 2-3 hari kalau pengiriman dengan perangko biasa.
Di kotak pos inilah aku biasanya mengirimkan surat lamaran pekerjaan itu. Dengan sedikit berharap tentunya supaya surat lamaranku segera sampai tujuan dan dengan harapan semoga segera dapat balasan.
Oh ya biasanya kalau aku kirim surat lamaran aku selalu ditemani oleh keponakanku.
Seiring dengan bergantinya waktu dan setelah sekian lama aku tidak pernah 'menengok' kantor posku ini, ada perubahan apa yang sedang terjadi...?
Maklum sekarang eranya sudah berbeda, masyarakat sekarang sudah banyak menggunakan komputer. Jadi sekarang yang berkaitan dengan masalah (kebutuhan) dasar, kebanyakan sudah pakai komputer. Apalagi dalam surat-menyurat, kita tinggal kirim pakai email sudah tinggal beres. Apakah 'kotak pos'ku itu masih setia menunggu surat yang mau dikirim...??ataukah sekarang tinggal "monumen" sejarah...??
Kantor Pos - Malang
...sejarah itu tampaknya hanya tinggal kenangan dan tidak mungkin akan terulang, dan yang pasti kenangan itu selalu menyertai dalam setiap kehidupan anak manusia.
Apakah sejarah indah itu masih bisa dirasakan oleh generasi sekarang...?
Senang dan sedih rasanya kalau mendengar berita-berita di media mengenai perubahan kota Malang, senang karena Malang berkembang dengan pesatnya dan sedih karena imbas dari perubahan itu banyak mengorbankan wajah kota Malang. Biarpun aku bukan ahli sejarah, bukan ahli tata kota dsb, aku hanya seorang yang sangat mencintai kotanya. Karena aku lahir dan besar dikota Malang tercinta. Dengan perkembangan kota Malang yang sudah sedemikian pesatnya (parah...??) sampai-sampai ada berita bahwa kantor pos Malang akan dijadikan mall. Pembangunan mall yang satu belum selesai/beres sekarang mau bikin mall lagi...?? Kebijakan apa ya yang dibuat oleh pemerintah kota Malang. Ko senangnya buat mall, ruko dan ruko... ??
Di gedung/kantor inilah aku dulu selalu berharap akan terjadi perubahan dalam hidupku (berharap pada surat lamaran yang sering aku kirim). Dan juga berharap semoga di gedung/kantor inilah banyak kisah-kasih yang selalu menyertai dalam perjalanan hidup manusia (khususnya warga kota Malang...)
Sejarah itu tampaknya tinggal menunggu waktu...
Kamis, Agustus 06, 2009
romansa kota Malang...
Balai Kota Malang
icon Kota Malang
Setiap pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba), antara bulan Juli - Agustus, udara (suhu) di kota Malang pasti sangat dingin sekali (makanya sama orang-orang Londo biyen), Malang di jadikan sebagai tempat pelesir (istirahat). Dan tidak salah pula kalau Malang menunjukkan 'jati diri'nya sebagai kota dingin, yang pastinya orang Malang menyebut udara dingin ini dengan kosakata 'mbedhidhing' (dingin yang luar biasa).
... dan sudah beberapa tahun ini perkembangan Kota Malang sangat berkembang pesat. Ini ditandai dengan berbagai bangunan baru yang berdiri (dibangun). Baik ditengah/pusat kota maupun dipinggiran kota. Dulu perkembangan kota masih berpusat ditengah kota atau daerah sebelah barat. Karena daerah sebelah barat sangat banyak sekali berdiri perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. (catatan mengenai jaman sekolah dan beberapa perguruan tinggi dikota Malang sudah aku tulis disini).
Sedang potensi daerah timur masih belum 'sempat terpikirkan. Sebenarnya daerah timur tidak kalah menariknya dengan wilayah barat, selain tanahnya berkontur (berbukit), di wilayah timur ini juga masih sangat asri. Dan kalau dilihat di tengah kota wilayah timur ini masih sangat hijau.
Balai Kota Malang
di malam hari...
...pada kesempatan tertentu, aku selalu mencari informasi mengenai perkembangan kota Malang. Dan karena perkembangan teknologi sudah sedemikian pesatnya, maka untuk mencari berita atau informasi mengenai kota Malang sekarang juga sangat banyak dan mudah sekali. Salah satunya ya lewat internet. Salah satu hal yang pasti aku banggakan mengenai kotaku adalah prestasi yang selalu dicapai, baik dalam bidang pembangunannya, kebersihan, pendidikan dan yang tak kalah fenomenal adalah dibidang olah raganya. Tahu sendirilah kalau kota Malang identik dengan Arema, yaitu suporter sepak bola fanatik dari kota Malang.
Aku tidak akan bercerita secara panjang lebar (mendetail) mengenai kota Malang, aku cuma sekedar 'menulis' (mengenai apa saja) tentang kotaku.
Block Office
Pusat perkantoran baru Kota Malang
Kabar/informasi yang sangat 'up to date' adalah, karena sekarang dikota Malang sudah dibangun Pusat Perkantoran Terpadu atau Block Office Center. Dan Block Ofice ini rencananya merupakan pusat pelayanan publik Kota Malang. Dimana seluruh aktivitas pelayanan Publik Kota Malang akan terpusat sehingga diharapkan warga Kota Malang tidak perlu lagi mondar mandir kesana kemari hanya untuk mengurus perijinan dan sebagainya. Cukup disatu tempat dan urusan tersebut cepat terselesaikan. Karena fungsinya adalah sebagai pusat layanan satu atap terpadu.
Bahkan rencananya Pemkota Kota Malang juga akan memindahkan seluruh aktifitas pemerintahan kedalam kawasan ini. Dan rencana ini akan direalisasikan tahun ini.
Bagaimana dengan kantor walikota yang lama, yaitu Balai Kota yang merupakan icon Kota Malang... ? Menurut berbagai informasi (kayak wartawan ae...) kabarnya Gedung Balai Kota Malang tersebut akan dirubah menjadi sebuah Hotel. Pengalihan fungsi Balai Kota menjadi Hotel ini dengan alasan dan pertimbangan bangunan tersebut saat ini sangat strategis dan memiliki nilai yang tinggi.
Balai Kota Malang bukan yang pertama bangunan bersejarah di kota Malang yang berubah fungsi menjadi bangunan 'komersil', dulu ada RRI (Radio Republik Indonesia) yang sudah lebih dulu menjadi sebuah hotel.
Dan dalam catatanku yang lain, pernah juga aku tulis (singgung) mengenai keberadaan 'Kantor Pos' Malang yang akan berubah fungsi menjadi mall, dengan 'sedikit' ada embel-embelnya Mall Kantor Pos. Perubahan seolah tiada henti melanda kotaku...
...Romantisme kota Malang yang dulu 'hanya' diperuntukan bagi warga Londo dan sampai saat ini masih bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat (warga kota Malang). Apakah nanti 'hanya' dinikmati bagi mereka-meraka (kalangan tertentu) yang perlu suasana Romantis saja....???
Dinginnya udara Kota Malang malam itu, seakan tidak 'mereka' hiraukan...
Kamis, Juni 25, 2009
fenomena latah... (Indonesia negara paling latah)
e..e... copot-copot...
...itulah (mungkin) kata-kata yang selalu meluncur tiap kali kita menjumpai orang yang latah.
Kadang kita tersenyum geli dan menertawakan, walau sebenarnya bagi yang bersangkutan hal itu sungguh amat memalukan. Bagaimana tidak ? umumnya kata (kata-kata) yang diucapkan selalu berbau porno, atau mengikuti gerakan seseorang tanpa mereka sadari. Kadang kita temui di tempat-tempat umum, ada seseorang yang kalau kaget (dan ini bisa berulang-ulang), selalu mengucapkan kata-kata atau gerakan2 yang menjadikan mereka secara "refleks" mengikuti gerakan atau ucapan. Dan kadang-kadang kata-kata yang diucapkan selalu berbau (kurang enak didengar).
Secara umum,latah diartikan kondisi yang muncul ketika obyek dikagetkan sehingga kehilangan kontrol dalam tingkah laku, ucapan, maupun mengikuti perintah yang diberikan. Saya tidak pernah mendapatkan penjelasan secara komprehensif tentang latah. Ada yang mengatakan bahwa umumnya penderita latah ada hubungannya dengan traumatic masa silam. Ada juga yang bilang bahwa alam pikiran seseorang tentang sesuatu kadang terjebak dalam ruang bawah sadarnya, yang bisa dengan liarnya terlontar jika ada pemicu. Bahkan sudah menjadikannya culture atau budaya.
"Kita" tetap saja belum atau tidak menemukan jawaban yang memuaskan, kenapa mesti harus kata-kata kotor yang diucapkan. Mengapa bukan nama bunga, atau nama makanan. Kenapa orang yang tadinya tidak latah, bisa menjadi ikut ikutan latah baik secara tidak sadar atau karena memang di program oleh lingkungan dan teman temannya. Penderita latah pastinya tersiksa, karena mereka ingin mencoba untuk berbuat benar. Karena biasanya seseorang yang ketahuan sudah latah, kebanyakan oleh teman-temannya justru dijadikan "objek" ledekan. Apalagi kalau kejadiannya ditempat-tempat umum, bisa bisa dijadikan bahan tertawaan. Kaget ditertawakan pengunjung yang lain. Misal ketika kita berada diwarung penjual soto dog (bukan anjing lho) dan penjualnya menggebrak gebrak botol kecapnya dimeja. Apa jadinya kalau si pelatah ini dengar?
Proses kerja latah ini bahkan membentuk suatu pola berpikir yang berkaitan dengan apa yang menjadi pemicunya.
Yang lebih mengherankan kenapa gejala ini hanya terdapat di masyarakat Indonesia. Apakah ini ada hubungannya dengan pola perilaku bangsa kita yang memang latah, tidak percaya diri dan suka ikut ikutan budaya luar atau sebuah trend. Apalagi di dunia show biz, seni dan film sebagai penyumbang ‘ tingkat kelatahan ‘ paling besar, sedikit banyak sudah tercermin dalam hasil karya film dan sinetron. Satu buat film layar lebar, yang lain ikut ikutan buat film, walau hasilnya amburadul dan cuma bertahan sehari di bioskop. Yang satu buat film horror semuanya latah ikut membuat film horror. Satu sukses memakai bintang film ini,yang lain ikut latah memajang pemain ini . Satu menyadur (menjiplak) sinetron Korea/Taiwan/Jepang, dengan bangga yang lain juga latah membuat sinetron jiplakan dari negeri itu.
Justru yang menciptakan kelatahan yang bersifat nasional, kebanyakan memang dari dunia hiburan (entertainment). Apalagi secara nasional pula dunia pertelevisian kita menyiarkan acara-acara yang jelas-jelas menyadur dari luar. Dan mereka bangga punya acara yang ratingnya tinggi, ya jelas senanglah acaranya bisa di tonton oleh ratusan juta penonton Indonesia.
...setelah mengamati dan mengomentari dunia entertainment, ternyata berimbas juga pada dunia olah raga. Dan ini terjadi hampir tiap gelaran olah raga di Indonesia, salah satunya adalah olah raga bola basket. Di tiap-tiap event IBL - Indonesian Basketball League pasti musik yang diperdengarkan hampir sama dengan yang diperdengarkan dinegara asalnya (Amerika Serikat). Karena sekedar ingin ikut-ikutan, maka gelaran olah raga yang lain juga ingin tampil seperti IBL. Seperti yang kemarin baru berlangsung di Istora Senayan Jakarta, dimana baru-baru ini berlangsung Indonesia Open. Karena olah raga bulutangkis yang sudah pasti mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional, maka gelaran Indonesia Open ini juga diikuti oleh pemain-pemain luar. Sekali tiga uang, apa yang terjadi di IBL nyaris sama di bulu tangkis Indonesia Open. Lagu-lagu yang diperdengarkan tidak beda jauh dengan IBL. Justru lagu-lagu "barat" kayak The Final Countdown-Europe dan Reach-Gloria Estefan. Kenapa sih Indonesia tidak mencontoh negara China ? yang dengan bangga mengalunklan lagu-lagu (irama) etnik China, setiap kali ada gelaran olah raga dinegaranya....
Dan yang bikin tambah malu (kayaknya) Indonesia kalah disemua sektor.
Jadi sekali lagi, siapa yang bisa menjelaskan fenomena latah ini ?
...itulah (mungkin) kata-kata yang selalu meluncur tiap kali kita menjumpai orang yang latah.
Kadang kita tersenyum geli dan menertawakan, walau sebenarnya bagi yang bersangkutan hal itu sungguh amat memalukan. Bagaimana tidak ? umumnya kata (kata-kata) yang diucapkan selalu berbau porno, atau mengikuti gerakan seseorang tanpa mereka sadari. Kadang kita temui di tempat-tempat umum, ada seseorang yang kalau kaget (dan ini bisa berulang-ulang), selalu mengucapkan kata-kata atau gerakan2 yang menjadikan mereka secara "refleks" mengikuti gerakan atau ucapan. Dan kadang-kadang kata-kata yang diucapkan selalu berbau (kurang enak didengar).
Secara umum,latah diartikan kondisi yang muncul ketika obyek dikagetkan sehingga kehilangan kontrol dalam tingkah laku, ucapan, maupun mengikuti perintah yang diberikan. Saya tidak pernah mendapatkan penjelasan secara komprehensif tentang latah. Ada yang mengatakan bahwa umumnya penderita latah ada hubungannya dengan traumatic masa silam. Ada juga yang bilang bahwa alam pikiran seseorang tentang sesuatu kadang terjebak dalam ruang bawah sadarnya, yang bisa dengan liarnya terlontar jika ada pemicu. Bahkan sudah menjadikannya culture atau budaya.
"Kita" tetap saja belum atau tidak menemukan jawaban yang memuaskan, kenapa mesti harus kata-kata kotor yang diucapkan. Mengapa bukan nama bunga, atau nama makanan. Kenapa orang yang tadinya tidak latah, bisa menjadi ikut ikutan latah baik secara tidak sadar atau karena memang di program oleh lingkungan dan teman temannya. Penderita latah pastinya tersiksa, karena mereka ingin mencoba untuk berbuat benar. Karena biasanya seseorang yang ketahuan sudah latah, kebanyakan oleh teman-temannya justru dijadikan "objek" ledekan. Apalagi kalau kejadiannya ditempat-tempat umum, bisa bisa dijadikan bahan tertawaan. Kaget ditertawakan pengunjung yang lain. Misal ketika kita berada diwarung penjual soto dog (bukan anjing lho) dan penjualnya menggebrak gebrak botol kecapnya dimeja. Apa jadinya kalau si pelatah ini dengar?
Proses kerja latah ini bahkan membentuk suatu pola berpikir yang berkaitan dengan apa yang menjadi pemicunya.
Yang lebih mengherankan kenapa gejala ini hanya terdapat di masyarakat Indonesia. Apakah ini ada hubungannya dengan pola perilaku bangsa kita yang memang latah, tidak percaya diri dan suka ikut ikutan budaya luar atau sebuah trend. Apalagi di dunia show biz, seni dan film sebagai penyumbang ‘ tingkat kelatahan ‘ paling besar, sedikit banyak sudah tercermin dalam hasil karya film dan sinetron. Satu buat film layar lebar, yang lain ikut ikutan buat film, walau hasilnya amburadul dan cuma bertahan sehari di bioskop. Yang satu buat film horror semuanya latah ikut membuat film horror. Satu sukses memakai bintang film ini,yang lain ikut latah memajang pemain ini . Satu menyadur (menjiplak) sinetron Korea/Taiwan/Jepang, dengan bangga yang lain juga latah membuat sinetron jiplakan dari negeri itu.
Justru yang menciptakan kelatahan yang bersifat nasional, kebanyakan memang dari dunia hiburan (entertainment). Apalagi secara nasional pula dunia pertelevisian kita menyiarkan acara-acara yang jelas-jelas menyadur dari luar. Dan mereka bangga punya acara yang ratingnya tinggi, ya jelas senanglah acaranya bisa di tonton oleh ratusan juta penonton Indonesia.
...setelah mengamati dan mengomentari dunia entertainment, ternyata berimbas juga pada dunia olah raga. Dan ini terjadi hampir tiap gelaran olah raga di Indonesia, salah satunya adalah olah raga bola basket. Di tiap-tiap event IBL - Indonesian Basketball League pasti musik yang diperdengarkan hampir sama dengan yang diperdengarkan dinegara asalnya (Amerika Serikat). Karena sekedar ingin ikut-ikutan, maka gelaran olah raga yang lain juga ingin tampil seperti IBL. Seperti yang kemarin baru berlangsung di Istora Senayan Jakarta, dimana baru-baru ini berlangsung Indonesia Open. Karena olah raga bulutangkis yang sudah pasti mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional, maka gelaran Indonesia Open ini juga diikuti oleh pemain-pemain luar. Sekali tiga uang, apa yang terjadi di IBL nyaris sama di bulu tangkis Indonesia Open. Lagu-lagu yang diperdengarkan tidak beda jauh dengan IBL. Justru lagu-lagu "barat" kayak The Final Countdown-Europe dan Reach-Gloria Estefan. Kenapa sih Indonesia tidak mencontoh negara China ? yang dengan bangga mengalunklan lagu-lagu (irama) etnik China, setiap kali ada gelaran olah raga dinegaranya....
Dan yang bikin tambah malu (kayaknya) Indonesia kalah disemua sektor.
Jadi sekali lagi, siapa yang bisa menjelaskan fenomena latah ini ?
Rabu, Juni 24, 2009
catatan perjalananku...
...dan perjalanan itupun menyisakan sebuah kegundahan. Kegundahan yang tidak seorangpun yang bisa menjawab atas apa yang terjadi. Sebuah ironi yang sangat nyata adanya di daerah yang kaya akan sumber daya alam. Ironi yang terjadi atas ketidakadilan sang penguasa. Hanya tetesan kecil yang bisa dinikmati dari sekian banyak rakyat yang dengan setianya menanti keajaiban. Ditanah yang begitu dasyat akan kandungan alamnya yang melimpah. Apakah "rakyat" hanya diberi sisa-sisa dari alam itu? Tuhan menciptakan alam berserta isinya ini untuk makhluknya (manusia) agar senantiasa untuk dijaga, dirawat dan dimanfaatkan. Hanya sebagian "mereka" yang bisa merawat dan menjaga, dan hanya "mereka" saja yang bisa memanfaatkan. Sebuah pertanyaan tentang "mereka" yang tidak akan terjawab...
Kota tempat melimpahnya sebuah keajaiban dunia itupun hanya bisa dinikmati sedikit saja dari derasnya sumber alam... Adakah dari sebagian rakyat itu punya mimpi? Mimpi yang bisa terwujud dari angan-angan mereka yang sudah bertahun-tahun...?
...semoga harapan dan angan-angan itu terwujud nyata.
...sebuah kota dikatakan layak kalau memuat beberapa unsur, dan unsur yang sebagian itu adalah prasarana jalan. Karena jalan merupakan unsur utama, maka harus jadi prioritas dari kelayakan itu. Bukan hanya seorang ahli tata kota saja yang bisa menilai kelayakan unsur itu dari kalangan dan golongan apapun, orang bisa menilainya. Harapan dan impian dari penghuni kota ini apakah sudah terwujud..? Jawaban itu yang selalu mengingatkan aku akan sebuah tempat, tempat yang seharusnya layak akan mendapatkan prioritas-prioritas itu.
Ada sebuah pertanyaan yang sampai saat ini aku ingat... disebuah perjalanan itu aku dan beberapa rekanku pergi ke ibukota propinsi (Propinsi ini layak disebut sebagai Propinsi terkaya di Indonesi...!!), dalam perjalanan itu kami melewati kota ini. Karena dari awal masuk sampai keluar pinggiran kota ini kami sudah disambut dengan jalanan yang luar biasa buruknya. Maka mau tidak mau kamipun harus dengan sabar untuk bisa meniti setiap jalanan ini. Bagaikan seorang pengemudi off road, rekanku harus bisa melewati rintangan-rintangan itu. Dari jalanan yang sudah tidak layak lewat ini muncul sebuah pertanyaan yang "cukup" up to date untuk saat ini. "Kok bisa..??!!", sekarang kan jamannya orang untuk mencalonkan dan dicalonkan menjadi "caleg". Dikatakan up to date sih bisa, tapi tunggu dulu untuk pertanyaan apa ini...??
Pertanyaan itu memang menggoda bagi siapa saja, aku sendiri yang orang "luar" dari daerah inipun hampir sama dengan pertanyaan rekanku tadi, dan pertanyaan temanku adalah ....seandainya..."Apakah kamu mau jadi pemimpin (walikota) kota ini...?", pertanyaan yang harus dijawab dengan bijaksana dan butuh keberanian.
Dengan kondisi kota yang sudah begini apa adanya.. apakah nanti seorang pemimpin itu bisa mewujudkan mimpi-mimpi rakyatnya...? Mimpi dan angan yang sudah lama sangat diharapkan.
...dan sebelum mimpi itu terwujud, teryata akupun sudah harus menghadapi kenyataan hidup baru lagi...
...sebuah catatan kecil kisah perjalananku di tanah penuh "berkah" (Andalas; 2005-2006)
ManaSuka
ManaSuka disini saya artikan sebagai wadah untuk memberikan dan mendapatkan berbagai macam informasi baik dalam bidang kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, agama, pariwisata dan sebagainya. Tentunya hal-hal yang bermanfaat dan berguna, baik untuk saya pribadi maupun orang lain. Kenapa kata ManaSuka saya ambil? sambil mengingatkan saya pada acara televisi (tvri) pada jaman dulu, kata ManaSuka sendiri sudah mempunyai arti yang sangat luas. Luas dalam arti keingintahuan terhadap hal-hal yang baru, seperti yang sudah saya singgung di depan tadi. Karena sudah sifat atau kodrat manusia yang mempunyai keingintahuan yang tinggi, jangan diartikan ingin sok tahu lho... he..2x, maka disini keingintahuan terhadap hal-hal yang baru bagi kehidupan. Siapa sih manusia di dunia ini yang ga ingin punya kehidupan yang lebih baik? Karena banyaknya pertanyaan2 tersebut, maka untuk itu saya dan mungkin rekan-rekan yang lain juga ingin tahu jawabannya.
Langganan:
Postingan (Atom)