Rabu, Juni 24, 2009

catatan perjalananku...


...dan perjalanan itupun menyisakan sebuah kegundahan. Kegundahan yang tidak seorangpun yang bisa menjawab atas apa yang terjadi. Sebuah ironi yang sangat nyata adanya di daerah yang kaya akan sumber daya alam. Ironi yang terjadi atas ketidakadilan sang penguasa. Hanya tetesan kecil yang bisa dinikmati dari sekian banyak rakyat yang dengan setianya menanti keajaiban. Ditanah yang begitu dasyat akan kandungan alamnya yang melimpah. Apakah "rakyat" hanya diberi sisa-sisa dari alam itu? Tuhan menciptakan alam berserta isinya ini untuk makhluknya (manusia) agar senantiasa untuk dijaga, dirawat dan dimanfaatkan. Hanya sebagian "mereka" yang bisa merawat dan menjaga, dan hanya "mereka" saja yang bisa memanfaatkan. Sebuah pertanyaan tentang "mereka" yang tidak akan terjawab...
Kota tempat melimpahnya sebuah keajaiban dunia itupun hanya bisa dinikmati sedikit saja dari derasnya sumber alam... Adakah dari sebagian rakyat itu punya mimpi? Mimpi yang bisa terwujud dari angan-angan mereka yang sudah bertahun-tahun...?
...semoga harapan dan angan-angan itu terwujud nyata.

...sebuah kota dikatakan layak kalau memuat beberapa unsur, dan unsur yang sebagian itu adalah prasarana jalan. Karena jalan merupakan unsur utama, maka harus jadi prioritas dari kelayakan itu. Bukan hanya seorang ahli tata kota saja yang bisa menilai kelayakan unsur itu dari kalangan dan golongan apapun, orang bisa menilainya. Harapan dan impian dari penghuni kota ini apakah sudah terwujud..? Jawaban itu yang selalu mengingatkan aku akan sebuah tempat, tempat yang seharusnya layak akan mendapatkan prioritas-prioritas itu.
Ada sebuah pertanyaan yang sampai saat ini aku ingat... disebuah perjalanan itu aku dan beberapa rekanku pergi ke ibukota propinsi (Propinsi ini layak disebut sebagai Propinsi terkaya di Indonesi...!!), dalam perjalanan itu kami melewati kota ini. Karena dari awal masuk sampai keluar pinggiran kota ini kami sudah disambut dengan jalanan yang luar biasa buruknya. Maka mau tidak mau kamipun harus dengan sabar untuk bisa meniti setiap jalanan ini. Bagaikan seorang pengemudi off road, rekanku harus bisa melewati rintangan-rintangan itu. Dari jalanan yang sudah tidak layak lewat ini muncul sebuah pertanyaan yang "cukup" up to date untuk saat ini. "Kok bisa..??!!", sekarang kan jamannya orang untuk mencalonkan dan dicalonkan menjadi "caleg". Dikatakan up to date sih bisa, tapi tunggu dulu untuk pertanyaan apa ini...??
Pertanyaan itu memang menggoda bagi siapa saja, aku sendiri yang orang "luar" dari daerah inipun hampir sama dengan pertanyaan rekanku tadi, dan pertanyaan temanku adalah ....seandainya..."Apakah kamu mau jadi pemimpin (walikota) kota ini...?", pertanyaan yang harus dijawab dengan bijaksana dan butuh keberanian.

Dengan kondisi kota yang sudah begini apa adanya.. apakah nanti seorang pemimpin itu bisa mewujudkan mimpi-mimpi rakyatnya...? Mimpi dan angan yang sudah lama sangat diharapkan.

...dan sebelum mimpi itu terwujud, teryata akupun sudah harus menghadapi kenyataan hidup baru lagi...

...sebuah catatan kecil kisah perjalananku di tanah penuh "berkah" (Andalas; 2005-2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar